![]() |
ilustrasi Google |
KeluargaSehat.id – Dalam sebuah rubrik tanya jawab di sebuah situs parenting, seorang perawat bertanya mengenai permasalahannya dengan si kecil. Singkatnya bayinya tidak mau makanan padat. “Putriku yang kedua, delapan bulan, sangat membenci makanan padat. Saya masih menyusuinya setiap dua sampai tiga jam. Saya telah mencoba memebuatnya suka makanan padat sejak usianya 6 bulan.”
Menurut perawat tersebut, dirinya sudah melakukan banyak trik dan cara, tetap ditolak bayinya. Buah pir, apel, ubi jalar, ubi jalar, sereal beras, oatmeal, pisang, kacang polong, kacang-kacangan, wortel, semua ditolaknya.
Mengenai pertanyaan tersebut, pengasuh rubrik Ceridwen Morris & Rebecca Odes, disebuah situs www.babble.com, mengatakan bayi yang menolak makanan padat bukan berarti dia tidak suka makanan tersebut. Penolakan yang terjadi bisa karena bayi tidak suka rasa makanan tersebut, bayi tidak suka bentuk makanan tersebut, juga bayi tidak suka tekstur makanan tersebut.
Menurut perawat tersebut, dirinya sudah melakukan banyak trik dan cara, tetap ditolak bayinya. Buah pir, apel, ubi jalar, ubi jalar, sereal beras, oatmeal, pisang, kacang polong, kacang-kacangan, wortel, semua ditolaknya.
Langkah yang harus orangtua lakukan jika mengalami hal ini adalah, mencoba mengubah rasa makanan tersebut. Eksplorasi rasa makanan yang disukai bayi. Biasanya bayi menyukai makanan yang menurut ibunya enak. Kenapa, karena bayi sudah belajar mengenal rasa sejak dari dalam kandungan. Enak atau tidak sebuah makanan sudah bayi rekam dari ibunya.
Setelah itu baru melakukan eksplorasi ke bentuk makanan, yaitu cara penyajian, dan teksture makanan. Penting diingat, jangan ragu mengajak anak makan sendiri, tentunya sambil kita temani untuk menyuapinya. Biasanya anak akan langsung semangat jika mendapat tawaran seperti itu.
Ide lainnya yang bisa dilakukan adalah mengajak anak untuk menyupi kita oranggtuanya. Saat ekspresi kita senang dan menyukai makanan yang disuapkannya, lambat laun bayi pun penasaran ingin ikut makan bersama.
Penulis: Adede
Comments
Post a Comment